Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN PERILAKU PENGURANGAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT PADA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Lestari, Fengki Ayu; Suarnianti, Suarnianti; Hasifah, Hasifah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 13 No 6 (2019): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.172 KB)

Abstract

Petugas kesehatan sangat berpotensi mempunyai risiko penularan penyakit apabila tidak memperhatikan keselamatannya saat bekerja. Di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar diperoleh salah satu penyakit menular tertinggi angka kejadiannya yaitu TB meningkat setiap tahunnya. Sehingga petugas kesehatan yang berada pada lingkungan tersebut perlu memperhatikan keselamatannya selama bekerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor individu dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas kesehatan di Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada sebanyak 20 petugas kesehatan sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan sampel dengan cara non probability sampling yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan program komputer. Hasil penelitian menunjukan dengan uji Chi square di dapatkan adanya hubungan antara pembenaran diri dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas kesehatan dengan nilai p=0.001, hubungan persepsi berisiko dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit dengan nilai p=0.001, dan hubungan komitmen dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas keesehatan dengan nilai p=0.005. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan yang bermakna antara pembenaran diri, persepsi berisiko, komitmen dengan perilaku pengurangan risiko penularan penyakit pada petugas kesehatan. Maka dari itu, petugas kesehatan perlu menerapkan standar precaution untuk mencegah terjadinya risiko penularan penyakit.
SELF CARE PENDERITA TB DALAM MENGURANGI RESIKO PENULARAN PENYAKIT DI PUSKESMAS BARABARAYA MAKASSAR Meiharti Priyatna Dewi; Suarnianti; Syaipuddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v15i1.327

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi resiko penularan tetapi pravelensi TB paru semakin meningkat dari tahun ke tahun.  Salah satu cara mengurangi resiko penularan penyakit yaitu dengan adanya self care yang baik dari penderita penyakit TB. Terdapat tiga tahap pengurangan resiko penularan yaitu labeling, komitmen dan enactment. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square menunjukkan nilai (?=0,001) dengan demikian nilai ? lebih kecil dari (? =0,05) (?<?). Maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara self care penderita TB dengan resiko penularan di Puskesmas Barabaraya. Kesimpulan penelitian ini yaitu self care pada penderita TB paru di puskesmas Barabaraya Kota Makassar mayoritas tergolong kurang. Saran bagi penderita TB Paru diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat untuk mencegah penularan penyakit TB Paru. Penderita TB Paru juga diharapkan jangan membuang ludah sembarang dan dapat konsisten dalam menjalani proses pengobatan agar penderita TB Paru dapat sembuh total. Pengurangan resiko penularan TB di Wilayah Kerja Puskesmas Barabaraya Kota  Makassar mayoritas tergolong kurang. Ada pengaruh self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar.
SELF CARE PENDERITA TB DALAM MENGURANGI RESIKO PENULARAN PENYAKIT DI PUSKESMAS BARABARAYA MAKASSAR Meiharti Priyatna Dewi; Suarnianti; Syaipuddin
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negaranegara berkembang termasuk Indonesia. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi resiko penularan tetapi pravelensi TB paru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu cara mengurangi resiko penularan penyakit yaitu dengan adanya self care yang baik dari penderita penyakit TB. Terdapat tiga tahap pengurangan resiko penularan yaitu labeling, komitmen dan enactment. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square menunjukkan nilai (ρ=0,001) dengan demikian nilai ρ lebih kecil dari (ɑ =0,05) (ρ<ɑ). Maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara self care penderita TB dengan resiko penularan di Puskesmas Barabaraya. Kesimpulan penelitian ini yaitu self care pada penderita TB paru di puskesmas Barabaraya Kota Makassar mayoritas tergolong kurang. Saran bagi penderita TB Paru diharapkan dapat meningkatkan kesadaran untuk mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat untuk mencegah penularan penyakit TB Paru. Penderita TB Paru juga diharapkan jangan membuang ludah sembarang dan dapat konsisten dalam menjalani proses pengobatan agar penderita TB Paru dapat sembuh total. Pengurangan resiko penularan TB di Wilayah Kerja Puskesmas Barabaraya Kota Makassar mayoritas tergolong kurang. Ada pengaruh self care penderita TB dalam mengurangi resiko penularan di Puskesmas Barabaraya Makassar.
FAKTOR RESIKO STUNTIN : LITERATUR REVIEW Suarnianti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 15 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Kejadian balita stunting merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan studi literatur dengan metode mencari, menggabungkan inti sari serta menganalisis fakta dari beberapa sumber ilmiah yang akurat dan valid. Pendek (stunting) terjadi karena dampak kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Faktor-faktor risiko potensial untuk gizi buruk masa kanak-kanak dikategorikan ke dalam faktor tingkat anak, orangtua/ rumah tangga dan masyarakat. Selanjutnya, diharapkan hasil literatur ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya stunting.
Pengaruh Self Justification Terhadap Tindakan Pengurangan Risiko Penularan Covid 19 Pada Perawat Di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar Febryani Mahadjani; Suarnianti; Indah Restika BN
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 16 No. 3 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Self Justification Terhadap Tindakan Pengurangan Risiko Penularan Covid 19 Pada Perawat Di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan menggunakan metode analitik korelasional. Pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel yang di dapatkan sebanyak 68 responden. Instrument yang digunakan adalah kuesioner self justification. Pengukuran enactment menggunakan kuesioner information seeking, obtaining remedies dan taking action. Analisis data menggunakan SPSS 25 dengan uji statistik Chi-Square di dapatkan terdapat Pengaruh Self Justification Terhadap Tindakan (Information Seeking) dengan nilai p= 0.010. Pengaruh Self Justification Terhadap Tindakan (Obtaining Remedies) dengan nilai p= 0.024. Pengaruh Self Justification Terhadap Tindakan (Taking Action) dengan nilai p= 0.023 Hal ini berarti bahwa adanya Pengaruh Self Justification Terhadap Tindakan Pengurangan Risiko Penularan Covid 19 Pada Perawat Di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
PENGARUH SELF COMMITMENT DAN LABELLING TERHADAP TINDAKAN PENGURANGAN RISIKO PENULARAN COVID-19 PADA PERAWAT Ninis Karlina; Suarnianti Suarnianti; Nur Khalid
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 17 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v17i2.1029

Abstract

Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering kontak atau terlibat secara langsung dengan pasien selama 24 jam sehingga memiliki risiko tertular Covid-19. Perawat perlu menguatkan persepsi atau pengakuan dalam dirinya (labelling) untuk memunculkan self commitment atau komitmen tinggi dari awal sehingga dapat menerapkan keputusan atau tindakan yang baik terhadap tindakan pengurangan risiko penularan penyakit khususnya di Rumah Sakit. Jenis Penelitian ini menggunakan Desain penelitan Cross-Sectional dengan teknik Non-Probability Sampling dan dihitung menggunakan rumus Slovin, sehingga didapatkan 136 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan dan kemudian data yang dikumpul diolah dengan munggunakan master tabel. Dari hasil uji Chi Square mengenai self commitment terhadap tindakan pengurangan risiko penularan (Information Seeking, Obtaining Remedies dan Taking Action) adalah p<0,05, Sedangkan dari hasil uji Chi-Square labelling terhadap tindakan pengurangan risiko penularan (Information Seeking, Obtaining Remedies dan Taking Action) adalah p<0,05. Kesimpulan ada Pengaruh Self Commitment dan Labelling Terhadap Tindakan Pengurangan Risiko Penularan Pada Perawat di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.
Hubungan Treatment Seeking Behavior Dengan Quality Of Life Penderita Tuberculosis Paru Ketrin Revita Andani Mone; Suarnianti Suarnianti; Andi Fajriansi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol. 18 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v18i1.1358

Abstract

Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia karena terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pasien Tuberculosis paru menderita bukan hanya karena gejala penyakit, tetapi juga karena penurunan kualitas hidup (quality of life) secara umum. Salah satu langkah yang baik dilakukan untuk dalam meningkatkan taraf kualitas hidup dengan memperbaiki perilaku pencarian pengobatan (treatment seeking behavior). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan treatment seeking behavior dengan quality of life penderita Tuberculosis Paru pada Masyarakat NTT di Wilayah Kerja Puskesmas Oepoi Kupang Nusa Tenggara timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 89 penderita TB paru yang Berdomisili di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisa menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki treatment seeking behavior baik berjumlah 46 responden, dimana terdapat 40,4% memiliki quality of life yang baik dan 11,2% memiliki quality of life yang kurang, sedangkan responden yang memiliki treatment seeking behavior kurang berjumlah 43 responden, dimana terdapat 22,5% memiliki quality of life yang baik dan 25,8% memiliki quality of life yang kurang. Hasil uji statistik dengan Chi-square diperoleh nilai ρ=0,02. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang cukup signifikan antara treatment seeking behavior dengan quality of life penderita Tuberculosis paru pada Masyarakat NTT di wilayah Kerja Puskesmas Oepoi Kupang Nusa Tenggara Timur.